aku di Flickr

Rabu, 11 Juni 2014

Tugu selamat datang di Desa Wisata Klipoh, Karanganyar, Magelang



Jumat, 09 Desember 2011

Harjuna

Permadi bukan Hardi
Harjuna iku putra angka telune prabu Padhudewanata ing negara ngastina karo Dewi Kunthi. Tata lahir Harjuna putrane Pandhu, nanging sejatine titisane (putrane) Bhatara Indra.
Sebutan liyane yaiku Janaka, permadi/Pamadi, Dananjaya, Indratanajaya, Palguna, Jahwani, Kembang Ali-ali.
Janaka duwe watak ngrapyak, solah bawane sarwa sareh, sneng tetulung. Sanajan kondhang kdigdayane, ora seneng pamer, malah kepara seneng tirakat. Ancase kanggo ngurangi hawa nepsu sing ala lan bisa nggayuh ancas kang luhur.
Kasatriyane Madukara. Piandele yaiku pusaka keris Pulanggeni, Panah Pasopati, Panah Sarotama, Keris Kalanadah.
Aji-ajine yaiku aji Panglimunan utawa malaya bumi, seipi angin. Dayane aji panglimunan bisa manuhi alam kajiman. Dayane aji seipi angin, Harjuna bisa mlayu bantere kaya angin.
Harjuna iku rupane bagus, kondhang dadi lelananging jagad, mula akeh putri kepranan lan dadi garwane, umpamane Wara Sembadra, Srikandi, Larasati, Dewi Dersanala, lan liya-liyane. Satemene garwane Harjuna isih akeh, maneh, malah uga bisa rabi Dewi Supraba ing kahyangan. Putrane uga akeh, bagus-bagus lan tindake utama utawa becik. Iku mau mung minangka pralambang kalamun. Harjuna dhemen nandur kautaman, mula uga awoh kautaman.
Harjuna tau dadi jagoning dewa, nalika mateni Prabu Niwatakawaca. Nalika iku Harjuna tapa ing gunung Indrakila aran Begawan Ciptaning. Kabeh Dewa lan Widadari kadhawuhan nggoda marang sang Begawan, nanging ora bisa hasil njugarake tapane. Mula antuk nugraha saka dewa Brahma, diparingi Dewi Dersanala, banjur peputra Bambang Wisanggeni. Ing pertapan iku uga Harjuna antuk nugraha panah pasopati. Harjuna munggah ing kahyangan, Nwatakawaca mati ketaman panah pasopati. Harjuna diparingi nugraha Dewi Supraba lan dadi ratuning dewa sanajan mung sauntara dina.
Ing perang Bharatayuda Harjuna dadi senopati Pandhawa ngadepi Basukarna. Harjuna numpak kreta dikusiri Prabu Kresna. Nalika gelunge kena panak Karna, Harjuna nglokro ora gelem maju perang, karo maneh sing diadhepi sedulur tuwa (nunggal ibu). Kresna waspada minangka jejering Wisnu paring wewarah kaprajuritan marang Harjuna. Harjuna bangkit, Karna keno panah Sarotama mati sanalika.
Sauwise jumeneng Prabu Parikesit (putune Harjuna). Harjuna sedulur lelana. Ing pinggiring samodra, Harjuna ketemu Dewa Agni (Brahma), dawuh supaya kabeh gegamane dibuang ing samodra. Sawise nindakake dhawuhing Dewa, mbacutke laku. Ing segara wedhi Harjuna mati sumusul adine, Nakula Sadewa.

sing ngetik  : hardi

Selasa, 06 Desember 2011

Denowomoyo

Denowomoyo

Suatu ketika Abimanyu menikah tetapi ki Lurah Semar dan Pandawa tidak diundang, ki Lurah datang ke perayaan dan marah-marah karena tak diundang, Abimanyu tak menerima ada yang marah-marah di pernikahannya lalu meludahi jambul ki Lurah Semar. ki Lurah pun pergi dengan sedih
disaat sedih dan sendirian muncullah Denowomoyo. Denowomoyo marah bukan kepalang karena bosnya yaitu ki Lurah Semar dihina lantas pergi ke Dworowati mengamuk.
Denowomoyo adalah Jin prewangan (atau iblis) jelmaan dari bau ki lurah semar.
Jin ini keluar dari tubuh ki Lurah Semar, Jin ini tak terkalahkan bahkan Kresno yang titisan ke8 dari Wisnu pun kalah walau dengan Palacakranya.
Denowomoyo bisa berubah wujud menjadi apa saja dan membuat gerah para musuhnya ....
(bersambung)

Selasa, 29 November 2011

Ponakawan tanpa Semar

Ponakawan tanpa Semar
GARENG ................. anak Gandarwa (sebangsa jin) yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah : Pancalpamor ( artinya menolak godaan duniawi ) Pegatwaja ( artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit. Nala Gareng (artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran, sehingga ia senantiasa berbuat baik).

Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :

  1. Mata juling................ artinya tidak mau melihat hal-hal yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
  2. Tangan ceko (melengkung) ................... artinya tidak mau mengambil/ merampas hak orang lain.
  3. Sikil gejik (seperti pincang) ................... artinya selalu penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan karena kepergian Gareng.

Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi Pandu Bergola.

Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding. Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus berlanjut ........ sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya. Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola ...... Petruk memeluk erat-erat kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut bersuka cita karena abdinya telah kembali.

Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya. Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya abdi seperti Gareng.

Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
  1. Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
  2. Manusia wajib saling mengingatkan.
  3. Jangan suka merampas hak orang lain.
  4. Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
  5. Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.

PETRUK .............adalah anak Gandarwa (sebangsa jin), menjadi anak angkat kedua Semar setelah Gareng.Nama lain Petruk adalah Kanthong Bolong, artinya suka berdema. Doblajaya, artinya pintar. Diantara saudaranya (Gareng dan Bagong) Petruklah yang paling pandai dan pintar bicara.

Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak yaitu Bambang Lengkung Kusuma (seorang yang tampan) istrinya bernama Dewi Undanawati. Sebagai punakawan Petruk selalu menghibur tuannya ketika dalam kesusahaan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika teraniaya. Intinya bisa momong, momot, momor,mursid dan murakabi.
  1. Momong ........... artinya bisa mengasuh.
  2. Momot .............. artinya dapat memuat segala keluhan tuannya, dapat merahasiakan masalah.
  3. Momor ............. artinya tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga kalau disanjung.
  4. Mursid .............artinya pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya.
  5. Murakabi .........artinya bermanfaat bagi sesama.
Pada suatu waktu Pandawa kehilangan jimat Kalimasada. kehilangan jimat ini artinya Pandawa lumpuh karena hilang kebijaksanaan dan kemakmuran, keangkaramurkaan timbul dimana-mana. Jimat ini dicuri oleh Mustakaweni. Mengetahui hal itu Bambang Irawan dan Bambang Priyambodo (anak Arjuna) dengan disertai Petruk berusaha merebut jimat tersebut dari tangan Mustakaweni. Akhirnya jimat tersebut berhasil direbut dan dititipkan kepada Petruk.

Sementara itu ternyata Adipati Karna juga berhasrat memiliki jimat tersebut. petruk ditusuk dengan keris pusaka yang ampuh yaitu Kyai Jalak, Petrukpun mati seketika. Atas kesaktian ayahnya (Gandarwa) Petruk dihidupkan lagi. Kemudian ayahnya tersebut ingin menolong Petruk dengan berubah wujud menjadi Duryudana. ketika Karna bertemu Duryudana jimat kalimasada diserahkan kepadanya. Betapa terkejutnya Karna mengetahui telah diperdaya oleh Gandarwa. Akhirnya jimat tersebut oleh Gandarwa diserahkan kembali kepada Petruk, dan dia menasehati kalau menghadapi musuh Petruk harus hati-hati dan jimat tersebut diminta untuk diletakkan di atas kepalanya. Ternyata setelah jimat tersebut diterapkan sesuai anjuran ayahnya Petruk menjadi sangat sakti, tidak mempan senjata apapun. Karna-pun dapat dikalahkannya.Tak terasa akhirnya Petruk terpisah dengan tuannya Bambang Irawan. Petrukpun mengembara, semua negara ditakhlukkannya termasuk negara Ngrancang Kencana. Petruk menjadi raja disana dan bergelar Prabu Wel Keduwelbeh. Sedangkan raja yang asli menjadi bawahannya. Begitulah ketika Punakawan kalau sudah mengeluarkan kesaktiannya tidak ada manusiapun yang dapat menandinginya.

Ketika akan mewisuda dirinya, semua raja negara bawahan yang ditaklukkannya hadir termasuk Astina. Yang belum hanya Pandawa, Dwarawati, dan Mandura. Semula ketiga raja negar tersebut tidak mau hadir, tetapi setelah Pandawa dan Mandura dikalahkan akhirnya Raja Dwarawati (Prabu Kresna) menyerahkan hal ini kepada Semar. Oleh Semar Gareng dan Bagong diajukan sebagai wakil dari Dwarawati. Terjadilah peperangan yang sangat ramai antara Prabu Wel Keduwelbeh dengan Gareng dan Bagong, peperangan tidak segera berakhir karena belum ada yang menang dan belum ada yang kalah, sampai ketiganya berkeringat. Gareng dan Bagong akhirnya bisa mengenali bau keringat saudaranya Petruk dan yakin bahwa orang yang mengajak bertarung itu sesungguhnya adalah Petruk, maka mereka tidak lagi bertarung kesaktian tetapi malah diajak bercanda, berjoged bersama, dengan berbagai lagu dan tari. Wel Geduwelbeh merasa dirinya kembali ke habitatnya, lupa bahwa dia memakai pakaian kerajaan. Setelah ingat .... ia segera lari meninggalkan Gareng dan Petruk. Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong setelah tertangkap, sang prabu dipeluk dan digelitik oleh Bagong sampai Petruk kembali ke wujud aslinya.

Setelah terbuka semua Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak seperti itu. ia beralasan bahwa tindakan itu untuk mengingatkan tuannya bahwa segala perilaku harus diperhitungkan terlebih dahulu. Contohnya saat membangun candi Sapta Arga, kerajaan ditinggal kosong sehingga kehilangan jimat Kalimasada. Bambang Irawan jangan mudah percaya kepada siapa saja. Kalau diberi tugas sampai tuntas jangan dititipkan kepada siapapun. Setelah menjadi raja jangan sombong dan meremehkan rakyat kecil, karena rakyat kecil kalau sudah marah/ memberontak pimpinan bisa berantakan. Dengan cara inilah Petruk ingin menyadarkan tuannya, karena kalau secara terang-terangan pasti tidak dipercaya bahkan mungkin dimarahi.

Bagaimanapun Petruk merasa bersalah, kemudian ia minta maaf. Pandawapun akhirnya memaafkan Petruk dan dengan senang hati menerima nasihat Petruk.

Inti pendidikan budi pekerti yang bisa diambil dari cerita diatas :
  1. Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan/ fisik, tetapi dengan perilaku nyata.
  2. Bawahan harus setia pada atasan
  3. Mengerjakan tugas hingga tuntas dan diusahakan berhasil dengan baik
  4. Jangan merebut hak dan milik orang lain
  5. Semua tindakan harus dengan penuh perhitungan, jangan ceroboh dan tergesa-gesa mengambil keputusan.
  6. milikilah watak momong, momot, momor,mursid, dan murakabi
  7. Kalau sudah mulia jangan terlena
  8. Kalau salah harus berani mengakui dan meminta maaf

BAGONG ....................adalah anak angkat ketiga Semar. Dia adik Gareng dan Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng dan Petruk minta dicarikan teman, sanghyang Tunggal bersabda :"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri." Seketika itu bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong.

Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan mulut lebar. Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan. Beradat lancang, tetapi jujur, dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa kurang perhitungan. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di leher.

Ada yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab) yang artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau percaya pada nasihat orang lain. Ini juga menjadi nasihat pada tuannya bahwa manusia didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu diperhatikan dan diwaspadai dari watak dan karakter masing - masing watak tersebut.

Inti pendidikan dan budi pekerti :
  1. Hidup ini perlu hiburan
  2. Setiap tindakan jangan tergesa-gesa dalam pelaksanaannya, harus diperhitungkan terlebih dahulu, minimal dampak negatif dan positif yang akan timbul akibat dari perbuatan kita tersebut.
  3. Pelajari berbagai macam watak/ karakter manusia agar kita bisa hidup bermasyarakat dengan baik.
  4. kejujuran modal utama dalam bermasyarakat, tanpa itu kita akan dijauhi oleh orang lain.
Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/1894249-wayang-bagong-dan-makna-filosofisnya/#ixzz1fDGXJspq