Tonny dan Yok sedang memilih buah terima kasih mas Agus Scudetto atas Fotonya |
Sebenarnya apa yang membuat lagu-lagu KOES PLUS bisa menjadi tetap dikenang ? Saat itu dibulan April tahun 1984 dan ketika itu saya lagi ngobrol dengan mas Tonny Koeswoyo ( alm ) dikediamannya, di mana mas Tonny sedang memodifikasi garasi mobil menjadi satu studio kecil sederhana bersama mas Jhon sebagai arsiteknya. Spontan dia bilang “ ....itu karena kami membuat lagu tidak pernah berorientasi pada komersialisasi. Kami juga tidak pernah membayangkan bahwa lagu-lagu kami bakalan laku dipasar, yang kami tahu hanya membuat lagu “. Dan saya lihat mas Tonny mengeluarkan kalimat tadi tanpa ekspresi yang dibuat-buat.
Dan apa yang terjadi sekarang ? Ternyata KOES PLUS benar-benar meng-Indonesia tanpa ada kata-kata yang pantas untuk kita sebutkan kepada grup musik yang satu ini. Kurang lebih delapan belas tahun mas Tonny mengayomi sekaligus merupakan motor dari KOES PLUS, dan perjalanan tadi tidak akan pernah menjadi sia-sia meski saat ini mas Tonny hanya dapat memandang dari kejauhan saja.
Seperti Abadi Soesman pernah bertutur :”...mas Tonny adalah idola saya dalam bermusik. Sulit mencari musikus yang bisa “ menyamai “ beliau. Sentuhan Indonesia selalu mewarnai setiap musiknya. Dan musiknya sangat sulit ditiru....”, jadi ketika tahun 1993 Abadi Soesman terpilih untuk menggantikan posisi mas Tonny di atas panggung dia merasa bangga dan bahagia .
Sejak tahun 1993 tersebut praktis KOES PLUS bangkit dari tidur panjangnya, dan News Cafe Jakarta menjadi “ saksi bisu “ dari semua ini.
Tepat di tahun kebangkitan KOES PLUS tersebut, saya baca di harian Kompas terbitan Selasa, 6 April 1993 memuat satu berita yang ditulis oleh Hariadi SN dengan judul “ Lomba kartun nasional 1993 Berdialog dengan KOES PLUS “ . Meski keterkaitan yang mendasar pada tulisan tersebut hanya di awal alinea dan di alinea kedua terakhir namun ini cukup membuat hati ini bangga selaku penggemar setia KOES PLUS. Antara lain isinya begini :
...” lagu Nusantara KOES PLUS yang diputar di galeri pasar seni ancol Jakarta, menyadarkan cara KOES PLUS berdialog berbeda dengan sebagian peserta pameran. Karena sikap dasarnya “ cinta “ , maka lagu-lagu mereka yang termasuk evergreen itu tetap menjadi lawan dialognya “ Indonesia Raya “...(alinea awal ). Kemudian pada alinea kedua terakhir....”kalau lebih 70 kartunis masih menaruh kepedulian atas kegiatan lomba dan pameran seperti ini, barangkali kesimpulannya mereka juga “ cinta “ seperti KOES PLUS cuma gurauan mereka pedas “.
Dan sekarang, KOES PLUS-pun berubah-ubah formasi untuk mencari “ kesesuaian diri “ dalam artian memiliki tujuan yang sama sesama personil, akan tetapi kenyataannya sulit untuk mewujudkan penyesuaian tadi ( mungkin ? ). Sebab kebersamaan yang baik adalah merupakan jalan satu-satunya untuk mempertahankan popularitas, juga tak kalah penting adalah mengikuti selera pasar.
Meski perjalanan KOES PLUS cukup panjang, akan tetapi KOES PLUS belum pantas rasanya dipanggil sebagai pemusik tua. Walau hampir di semua karya cipta mereka berisikan “ petuah “. Namun dengan antusias yang sedikit meledak, mas Tonny bilang, bahwa saat ini (maksudnya ketika kami berbincang tersebut !) KOES PLUS sedang mixing untuk album terbaru, tapi judul album masih dalam pemikiran. Ternyata setelah saya jumpai diperedaran album baru yang dikatakan mas Tonny itu adalah album dengan tajuk “ Palapa “ lagu ini merupakan ciptaan mas Murry.
Dan dihari terakhir pertemuan saya dengan mas Tonny ( alm ) dia bilang begini...” biarlah musisi muda berkreasi, tapi bukan berarti yang tua harus pensiun “. Kalimat ini tetap terngiang ditelinga dan kepulan asap rokoknya masih membayang di pelupuk mata.
Ucapan almarhum ternyata menjadi bukti sampai hari ini, bahwa KOES PLUS merupakan nostalgia yang abadi. MERDEKA !
Wahyudi - Medan
Penggemar setia KOES PLUS
1971 sampai dengan sekarang.
...ketika itu saya lagi ngobrol dengan mas Tonny Koeswoyo.
BalasHapuswkakakakak,,,......
ngakak sambil guling-guling di lantai :D :D
he he he he.....
BalasHapushallo bos, guling-gulingnya sambil baca sampai habis ya... ada tulisan Wahyudi Medan disitu xixixixi....
thanks dah mampir yo
ho ho ho...
BalasHapusq dah baca kug, tp ngakak aja bayangin kalau itu njenegan...hahaha
xixixi..... aku gak bisa nulis dan merangkai kata2 yo wis kopi paste wae hehehe
BalasHapusSusah men ngomentari
BalasHapustapi sekarang bisa tho... hehehe, makasih mas Agus
BalasHapus