|
Ponakawan tanpa Semar |
GARENG ................. anak Gandarwa (sebangsa jin)
yang diambil anak angkat pertama oleh Semar. Nama lain gareng adalah :
Pancalpamor
( artinya menolak godaan duniawi )
Pegatwaja (
artinya gigi sebagai perlambang bahwa Gareng tidak suka makan makanan
yang enak-enak yang memboroskan dan mengundang penyakit.
Nala
Gareng (artinya hati yang kering, kering dari kemakmuran,
sehingga ia senantiasa berbuat baik).
Gareng adalah punakawan kedua setelah Semar. ciri fisik Gareng :
- Mata juling................ artinya tidak mau melihat hal-hal
yang mengundang kejahatan/ tidak baik.
- Tangan ceko (melengkung) ................... artinya tidak mau
mengambil/ merampas hak orang lain.
- Sikil gejik (seperti pincang) ................... artinya selalu
penuh kewaspadaan dalam segala perilaku.
Gareng senang bercanda, setia kepada tuannya, dan gemar menolong. Dalam
pengembaraannya pernah menjadi raja bernama Prabu Pandu Bergola di
kerajaan Parang Gumiwang. Ia sakti mandraguna, semua raja
ditaklukkannya. Tetapi ia ingin mencoba kerajaan Amarta ( tempat ia
mengabdi ketika menjadi punakawan).Semua satria pandawapun
dikalahkannya. Sementara itu Semar, Petruk dan Bagong sangat kebingungan
karena kepergian Gareng.
Untunglah Pandawa mempunyai penasehat yang ulung, yaitu Prabu Kresna. Ia
menyarankan kepada Semar, jika ia ingin bertemu dengan Gareng
relakanlah Petruk untuk untuk menghadapi Pandu Bergola. Semar tanggap
dengan ucapan Krena, sedangkan hati Petruk menjadi ciut nyalinya. Petruk
berfikir Semua raja juga termasuk Pandawa saja dikalahkan Pandu
Bergola, apa jadinya kalau dia yang menghadapinya. Melihat kegamangan
Petruk, Semar mendekat dan membisikkan sesuatu kepadanya. Setelah itu
petruk menjadi semangat dan girang, kemudian ia berangkat menghadapi
Pandu Bergola.
Saat Pandu Bergola sudah berhadapan dengan Petruk, ia selalu
membelakangi ( tidak mau bertatap muka), jika terpaksa bertatap muka ia
selalu menunduk. Tetapi Petruk senantiasa mendesak untuk bertanding.
Akhirnya terjadilah perang tanding yang sangat ramai, penuh kelucuan dan
juga kesaktian. Saat pergumulan terjadi Pandu Bergola berubah wujud
menjadi Gareng. Tetapi Petruk belum menyadarinya. Pergumulan terus
berlanjut ........ sampai pada akhirnya Semar memisahkan keduanya.
Begitu tahu wujud asli Pandu Bergola ...... Petruk memeluk erat-erat
kakaknya (Gareng) dengan penuh girang. semua keluarga Pandawa ikut
bersuka cita karena abdinya telah kembali.
Gareng ditanya oleh Kresna, mengapa melakukan seperti itu. ia menjawab
bahwa dia ingin mengingatkan tuan-tuannya (Pandawa), jangan lupa karena
sudah makmur sehingga kurang/ hilang kehati-hatian serta kewaspadaannya.
Bagaimana jadinya kalau negara diserang musuh dengan tiba-tiba? negara
akan hancur dan rakyat menderita. Maka sebelum semua itu terjadi Gareng
mengingatkan pada rajanya. Pandawa merasa gembira dan beruntung punya
abdi seperti Gareng.
Makna yang terkandung dalam kisah Gareng adalah :
- Jangan menilai seseorang dari wujud fisiknya. Budi itu
terletak di hati, watak tidak tampak pada wujud fisik tetapi pada
tingkah dan perilaku. Belum tentu fisiknya cacat hatinya jahat.
- Manusia wajib saling mengingatkan.
- Jangan suka merampas hak orang lain.
- Cintailah saudaramu dengan setulus hati.
- Kalau bertindah harus dengan penuh perhitungan dan hati-hati.
PETRUK .............adalah anak Gandarwa (sebangsa
jin), menjadi anak angkat kedua Semar setelah Gareng.Nama lain Petruk
adalah
Kanthong Bolong, artinya suka berdema.
Doblajaya,
artinya pintar. Diantara saudaranya (Gareng dan Bagong) Petruklah yang
paling pandai dan pintar bicara.
Petruk tinggal di Pecuk Pecukilan. Ia mempunyai satu anak yaitu Bambang
Lengkung Kusuma (seorang yang tampan) istrinya bernama Dewi Undanawati.
Sebagai punakawan Petruk
selalu menghibur tuannya ketika dalam
kesusahaan menerima cobaan, mengingatkan ketika lupa, membela ketika
teraniaya. Intinya bisa momong, momot, momor,mursid dan murakabi.
- Momong ...........
artinya bisa mengasuh.
- Momot ..............
artinya dapat memuat segala keluhan tuannya, dapat merahasiakan masalah.
- Momor .............
artinya tidak sakit hati ketika dikritik dan tidak mudah bangga kalau
disanjung.
- Mursid .............artinya pintar sebagai abdi, mengetahui kehendak tuannya.
- Murakabi .........artinya bermanfaat bagi sesama.
Pada suatu waktu Pandawa kehilangan jimat Kalimasada. kehilangan jimat
ini artinya Pandawa lumpuh karena hilang kebijaksanaan dan kemakmuran,
keangkaramurkaan timbul dimana-mana. Jimat ini dicuri oleh Mustakaweni.
Mengetahui hal itu Bambang Irawan dan Bambang Priyambodo (anak Arjuna)
dengan disertai Petruk berusaha merebut jimat tersebut dari tangan
Mustakaweni. Akhirnya jimat tersebut berhasil direbut dan dititipkan
kepada Petruk.
Sementara itu ternyata Adipati Karna juga berhasrat memiliki jimat
tersebut. petruk ditusuk dengan keris pusaka yang ampuh yaitu Kyai
Jalak, Petrukpun mati seketika. Atas kesaktian ayahnya (Gandarwa) Petruk
dihidupkan lagi. Kemudian ayahnya tersebut ingin menolong Petruk dengan
berubah wujud menjadi Duryudana. ketika Karna bertemu Duryudana jimat
kalimasada diserahkan kepadanya. Betapa terkejutnya Karna mengetahui
telah diperdaya oleh Gandarwa. Akhirnya jimat tersebut oleh Gandarwa
diserahkan kembali kepada Petruk, dan dia menasehati kalau menghadapi
musuh Petruk harus hati-hati dan jimat tersebut diminta untuk diletakkan
di atas kepalanya. Ternyata setelah jimat tersebut diterapkan sesuai
anjuran ayahnya Petruk menjadi sangat sakti, tidak mempan senjata
apapun. Karna-pun dapat dikalahkannya.Tak terasa akhirnya Petruk
terpisah dengan tuannya Bambang Irawan. Petrukpun mengembara, semua
negara ditakhlukkannya termasuk negara Ngrancang Kencana. Petruk menjadi
raja disana dan bergelar Prabu Wel Keduwelbeh. Sedangkan raja yang asli
menjadi bawahannya. Begitulah ketika Punakawan kalau sudah mengeluarkan
kesaktiannya tidak ada manusiapun yang dapat menandinginya.
Ketika akan mewisuda dirinya, semua raja negara bawahan yang
ditaklukkannya hadir termasuk Astina. Yang belum hanya Pandawa,
Dwarawati, dan Mandura. Semula ketiga raja negar tersebut tidak mau
hadir, tetapi setelah Pandawa dan Mandura dikalahkan akhirnya Raja
Dwarawati (Prabu Kresna) menyerahkan hal ini kepada Semar. Oleh Semar
Gareng dan Bagong diajukan sebagai wakil dari Dwarawati. Terjadilah
peperangan yang sangat ramai antara Prabu Wel Keduwelbeh dengan Gareng
dan Bagong, peperangan tidak segera berakhir karena belum ada yang
menang dan belum ada yang kalah, sampai ketiganya berkeringat. Gareng
dan Bagong akhirnya bisa mengenali bau keringat saudaranya Petruk dan
yakin bahwa orang yang mengajak bertarung itu sesungguhnya adalah
Petruk, maka mereka tidak lagi bertarung kesaktian tetapi malah diajak
bercanda, berjoged bersama, dengan berbagai lagu dan tari. Wel
Geduwelbeh merasa dirinya kembali ke habitatnya, lupa bahwa dia memakai
pakaian kerajaan. Setelah ingat .... ia segera lari meninggalkan Gareng
dan Petruk. Wel Geduwlbeh dikejar oleh Gareng dan Bagong setelah
tertangkap, sang prabu dipeluk dan digelitik oleh Bagong sampai Petruk
kembali ke wujud aslinya.
Setelah terbuka semua Petruk ditanya oleh Kresna mengapa ia bertindak
seperti itu. ia beralasan bahwa tindakan itu untuk mengingatkan tuannya
bahwa segala perilaku harus diperhitungkan terlebih dahulu. Contohnya
saat membangun candi Sapta Arga, kerajaan ditinggal kosong sehingga
kehilangan jimat Kalimasada. Bambang Irawan jangan mudah percaya kepada
siapa saja. Kalau diberi tugas sampai tuntas jangan dititipkan kepada
siapapun. Setelah menjadi raja jangan sombong dan meremehkan rakyat
kecil, karena rakyat kecil kalau sudah marah/ memberontak pimpinan bisa
berantakan. Dengan cara inilah Petruk ingin menyadarkan tuannya, karena
kalau secara terang-terangan pasti tidak dipercaya bahkan mungkin
dimarahi.
Bagaimanapun Petruk merasa bersalah, kemudian ia minta maaf. Pandawapun
akhirnya memaafkan Petruk dan dengan senang hati menerima nasihat
Petruk.
Inti pendidikan budi pekerti yang bisa diambil dari cerita
diatas :
- Budi dan watak tidak dapat diukur dari penampilan/ fisik, tetapi
dengan perilaku nyata.
- Bawahan harus setia pada atasan
- Mengerjakan tugas hingga tuntas dan diusahakan berhasil dengan
baik
- Jangan merebut hak dan milik orang lain
- Semua tindakan harus dengan penuh perhitungan, jangan ceroboh
dan tergesa-gesa mengambil keputusan.
- milikilah watak momong, momot, momor,mursid, dan murakabi
- Kalau sudah mulia jangan terlena
- Kalau salah harus berani mengakui dan meminta maaf
BAGONG ....................adalah anak angkat
ketiga Semar. Dia adik Gareng dan Petruk. Diceritakan ketika itu Gareng
dan Petruk minta dicarikan teman, sanghyang Tunggal bersabda
:"Ketahuilah bahwa temanmu adalah bayanganmu sendiri." Seketika itu
bayangan berubah menjadi manusia dan selanjutnya diberi nama Bagong.
Bagong berbadan pendek, gemuk seperti semar tetapi mata dan mulut lebar.
Ia memiliki watak banyak bercanda, pintar membuat lelucon, bahkan
terkadang saking lucunya menjadi menjengkelkan. Beradat lancang, tetapi
jujur, dan juga sakti. Kalau menjalankan tugas terkadang tergesa-gesa
kurang perhitungan. Bagong bersuara besar dan kedengaran agak kendor di
leher.
Ada yang mengatakan kalau Bagong berasal dari kata Baghoo (bahasa Arab)
yang artinya senang membangkang/ menentang, tidak mudah menurut atau
percaya pada nasihat orang lain. Ini juga menjadi nasihat pada tuannya
bahwa manusia didunia ini mempunyai watak yang bermacam-macam dan perlu
diperhatikan dan diwaspadai dari watak dan karakter masing - masing
watak tersebut.
Inti pendidikan dan budi pekerti :
- Hidup ini perlu hiburan
- Setiap tindakan jangan tergesa-gesa dalam pelaksanaannya, harus
diperhitungkan terlebih dahulu, minimal dampak negatif dan positif yang
akan timbul akibat dari perbuatan kita tersebut.
- Pelajari berbagai macam watak/ karakter manusia agar kita bisa
hidup bermasyarakat dengan baik.
- kejujuran modal utama dalam bermasyarakat, tanpa itu kita akan
dijauhi oleh orang lain.
Sumber:
http://id.shvoong.com/humanities/1894249-wayang-bagong-dan-makna-filosofisnya/#ixzz1fDGXJspq